Perbandingan Campuran Beton Kedap Air

Proporsi material yang digunakan dalam beton harus direncanakan dengan matang agar ia memiliki sifat yang seharusnya. Air memang komponen yang menjadi musuh beton dalam pengaplikasian tapi ia digunakan sebagai bahan penting agar dapat mencampurkan semen dengan komponen material lain sebagai bahan penyusun beton.

Kenapa air menjadi musuh utama beton dalam pengaplikasian? Hal ini karena air bisa memecah beton melalui celah-celan kecil yang dimiliki. Air merembes kedalam beton sehingga membuat materialnya lama kelamaan keropos dan perlu dilakukan perbaikan.

Agar hal ini tidak terjadi lagi, beberapa perusahaan telah menciptakan beton dengan kemampuan kedap air. Sehingga ketika beton bersentuhan langsung dengan beton, manik manik cairan air akan membentuk pola bola secara sempurna dan segera hilang dari permukaan beton.

Selain menghasilkan material yang kedap air, teknik sipil menciptakan beton komposit yang memiliki kinerja tinggi beda dengan beton seperti pada umumnya. Beton lebih kuat dan mengatasi polusi udara. Bahannya telah dirancang secara khusus agar dapat mengontrol keretakan sampai tikat tinggi selama umur pemakaian 120 tahun.

Komposit beton anti air telah diuji langsung pada lab Fakultas Teknik dan Sains Terapan dengan nano-aditif yang bisa merubah molekuler beton pada tingkat saat trotoar mengeras, jadi permukaan lebih tajam pada tingkat mikroskopis, sehingga air tidak dapat merembes justru berubah menjadi manik-manik dan bergulir diatas permukaannya.

Metode kontrol air lainnya yang dilakukan yaitu dengan memberikan gelembung minyak berukuran kecil, udara, dan siloxane yang dicampur pada seluruh materi. Ketika terjadi keretakan, gelembung pecah terbuka sehingga melepaskan minyak dan menjauhkan air dari menjenuhkan beton.

Metode ini memang tidak sepenuhnya membuat beton memiliki sifat anti air, tapi menggabungkan dengan strategi penguatan serat untuk menghilangkan sumber retakan besar dan mengatasi kerapuhan pada beton dengan kekuatan tinggi. Serat polyvinil sangat kuat dan serat polyethylene dengan densitas tinggi pada selembar rambut di campur dalam beton dengan membentuk ikatan. Ketika retak hendak terjadi, serat dapat mencegahnya dari pembukaan jadi tidak ada retakan yang lebih besar.

Teori beton konvensional yang mensyaratkan proporsi campuran adukan beton telah didasarkan pada perbandingan volume antara campuran adukan beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk beton biasa, sedangkan 1 semen : 1,5 pasir : 2,5 kerikil untuk mendapatkan beton dengan sifat kedap air. Cara ini hanya aman diterapkan untuk keperluan beton dengan kuat tekan kurang 20 MPa dan nilai slump tidak melebihi 100 mm.

Pembuatan adukan beton harus disesuaikan dengan perbandingan berat, yang dihitung berdasarkan metode perhitungan baju yang memperhatikan karakteristik pada setiap bahan penyusun diatur dalam SNI 03-28340-1993.

Tujuan ini supaya beton mempunyai karakteristik:

  • Memenuhi kuat tekan minimal yang sudah diisyaratkan
  • Kekentalan sesuai sehingga beton bisa diaduk, dituang, dipadatkan, dan diratakan dengan mudah
  • Tahan lama dan awet
  • Tahan aus
  • Dan harga jual yang ekonomis

Leave a Comment

Your email address will not be published.